Cerita Sex Digilir di Pos Ronda (Part 2)

Lpkiukiu.com ~ Beberapa saat lamanya si tukang ojek menggenjot saya, tiba-tiba genjotannya makin cepat dan pinggul saya dipegang makin erat, akhirnya tumpahlah maninya di dalam kemaluan saya diiringi dengan erangannya, lalu dia lepaskan penisnya dari vagina saya. Posisinya segera digantikan oleh si hansip yang mengatur tubuh saya dengan posisi bertumpu pada kedua tangan dan lutut saya. Kembali vagina saya dimasuki penis, penis yang besar sampai saya meringis dan mengerang menahan sakit ketika penis itu.

"Wuah.. memek Non ini sempit banget, untung banget gua hari ini bisa ngentot sama anak kuliahan.. emmhh.. ohh..", komentar si hansip.

Sodokan-sodokannya benar-benar mantap sehingga saya merintih keras setiap penis itu menghujam ke dalam, kegaduhan saya diredam oleh Bapak bersarung yang duduk mekangkang di depan saya dan menjejali mulut saya dengan penisnya, penis itu ditekan-tekankan ke dalam mulut saya hingga wajah saya hampir terbenam pada bulu-bulu kemaluannya. Saya sangat menikmati menyepong penisnya, kedua buah zakarnya saya pijati dengan tangan saya, sementara di belakang si hansip mengakangkan paha saya lebih lebar lagi sambil terus menyodok saya, si tukang ojek beristirahat sambil memain-mainkan payudara saya yang menggantung.

Si Bapak bersarung akhirnya ejakulasi lebih dulu di mulut saya, dia melenguh panjang dan meremas-remas rambut saya saat saya mengeluarkan teknik mengisap saya, saya minum semua air maninya, tapi saking banyaknya ada sedikit yang menetes di bibir saya.

"Wah, si Non ini.. cantik-cantik demen nenggak peju!", komentar si tukang ojek melihat saya dengan rakus membersihkan penis si Bapak bersarung dengan jilatan saya.

Tiba-tiba pintu terbuka, saya sedikit terkejut, di depan pintu muncul si Boy dan si tukang ojek berkumis tebal yang sudah kembali dari membeli bensin.

"Wah.. ngapain nih, ngentot kok gak ngajak-ngajak", katanya.

"Iya nih, cepetan dong, masa gua dari tadi cuma disuruh jaga, udah kebelet nih!", sambung si Boy.

"Ya udah, lu dua-an ngentot dulu sana, gua yang jaga sekarang", kata si tukang ojek yang satu sambil merapikan lagi celananya.

Segera setelah si tukang ojek keluar dan menutup pintu, mereka berdua langsung melucuti pakaiannya, si Boy juga membuka kaosnya sampai telanjang bulat, tubuhnya agak kurus tapi penisnya lumayan juga, saat si tukang ojek berkumis melepas celananya barulah saya menatapnya takjub karena penisnya ternyata lebih besar daripada punya si hansip, diameternya lebih tebal pula.

"Gile, bisa mati kepuasan gua, keluar satu datang dua, mana kontolnya gede lagi!", kata saya dalam hati.

Si hansip yang masih belum keluar masih menggenjot saya dari belakang, kali ini dia memegangi kedua lengan saya sehingga posisi saya setengah berlutut. Si Boy langsung melumat bibir saya sambil meremas-remas dada saya, dan payudara saya yang lain dilumat si tukang ojek itu. Nampak Boy begitu buasnya mencium dan memain-mainkan lidahnya dalam mulut saya, pelampiasan dari hajat yang dari tadi ditahan-tahan, saya pun membalas perlakuannya dengan mengadukan lidah saya dengannya. Kumis si tukang ojek yang lebat itu terasa sekali menyapu-nyapu payudara saya memberikan sensasi geli dan nikmat yang luar biasa.

Si Bapak bersarung sekarang mengistirahatkan penisnya sambil mencupangi leher jenjang saya membuat darah saya makin bergolak saja memberi perasaan nikmat ke seluruh tubuh saya. Ketika saya merasa sudah mau keluar lagi, sodokan si hansip pun terasa makin keras dan pegangannya pada lengan saya juga makin erat. "Aaahh..!", saya mendesah panjang saat tidak kuasa menahan orgasme saya yang hampir bersamaan dengan si hansip, vagina saya terasa hangat oleh semburan maninya, selangkangan saya yang sudah becek semakin banjir saja sampai cairan itu meleleh di salah satu paha saya. Tubuh saya sudah basah berkeringat, ditambah lagi cuaca yang cukup gerah.

Setelah mencapai klimaks panjang mereka melepaskan saya, lalu si Bapak bersarung berbaring di tikar dan menyuruh saya menaiki penisnya. Baru saja saya menduduki dan menancapkan penis itu, si tukang ojek menindih saya dari belakang dan saya rasakan ada sesuatu yang menyeruak ke dalam anus saya. Edan memang si tukang ojek ini, sudah batangnya paling besar minta main sodomi lagi. Untung daerah selangkangan saya sudah penuh lendir sehingga melicinkan jalan bagi benda hitam besar itu untuk menerobosnya, tapi tetap saja sakitnya terasa sekali sampai saya menjerit-jerit kesakitan, kalau saja ada orang lewat dan mendengar saya pasti disangkanya sedang terjadi pemerkosaan.

Dua penis besar mengaduk-aduk kedua liang senggama saya, si Bapak bersarung asyik menikmati payudara saya yang menggantung tepat di depan wajahnya. Si Boy berlutut di depan wajah saya, tanpa disuruh lagi saya raih penisnya dan saya kocok dalam mulut saya, tidak terlalu besar memang, tapi cukup keras. Saya lihat wajahnya merah padam sambil mendesah-desah, sepertinya dia grogi

"Enak gak Boy? Kamu udah pernah ngentot belum?", tanya saya di tengah desahan.

"Aduh.. enak banget Non, belum pernah saya ngerasain ngentot", katanya dengan bergetar.

Saya terus mengemut penis si Boy sambil tangan saya yang satu lagi mengocok penis supernya si hansip. Si Boy memaju-mundurkan pantatnya di mulut saya sampai akhirnya menyemprotkan maninya dengan deras yang langsung saya hisap dan saya telan dengan rakus. Tidak sampai dua menit si tukang ojek menyusul orgasme, dia melepas penisnya dari dubur saya lalu menyemprotkan spermanya ke punggung saya.

Si Bapak bersarung juga sepertinya sudah mau orgasme, tampak dari erangannya dan cengkeramannya yang makin erat pada payudara saya. Maka saya goyang pinggul saya lebih cepat sampai saya rasakan cairan hangat memenuhi vagina saya. Karena saya masih belum klimaks, saya tetap menaik-turunkan tubuh saya sampai saya pun mencapainya. Setelah itu si Bapak bersarung itu keluar dan si tukang ojek yang tadi berjaga itu kembali masuk.

"Aduh, belum puas juga nih orang.. bisa pingsan gua lama-lama nih!", pikirku

Tubuh saya kembali ditelentangkan di atas tikar. Kali ini giliran si Boy, dasar perjaka.. dia masih terlihat agak canggung saat mau mulai sehingga harus saya bimbing penisnya untuk menusuk vagina saya dan saya rangsang dengan kata-kata

"Ayo Boy, kapan lagi lu bisa ngerasain ngentot sama cewek kampus, puasin Mbak dong kalo lu laki-laki!"

Setelah masuk setengah saya suruh dia gerakkan pinggulnya maju-mundur. Tidak sampai lima menit dia nampak sudah terbiasa dan menikmatinya. Si hansip sekarang naik ke dada saya dan menjepitkan penisnya di antara kedua payudara saya, lalu dia kocok penisnya disitu. Saya melihat jelas sekali kepala penis itu maju mundur di bawah wajah saya. Si tukang ojek berkumis menarik wajah saya ke samping dan menyodorkan penisnya. Saya genggam dan saya jilati kepalanya sehingga pemiliknya mendesah nikmat, mulut saya tidak muat menampung penisnya yang paling besar di antara mereka berlima. Saya sudah tidak bisa ngapa-ngapain lagi, tubuh saya dikuasai sepenuhnya oleh mereka, saya hanya bisa menggerakkan tangan kiri saya, itupun untuk mengocok penis si tukang ojek yang satu lagi. Tubuh saya basah kuyup oleh keringat dan juga sperma yang disemburkan oleh mereka yang menggauli saya.

Setelah mereka semua kebagian jatah, saya membersihkan tubuh saya dengan handuk basah yang diberikan si hansip lalu memakai kembali pakaian saya. Mereka berpamitan pada saya dengan menepuk pantat saya atau meremas dada saya. Si tukang ojek berkumis mengantar saya ke mobil sambil membawa sejerigen bensin yang tadi dibelinya. Setelah membantu saya menuangkan bensin ternyata dia masih belum puas, dengan paksa dilepaskannya celansaya dan menyodokkan penisnya ke vagina saya. Kami melakukannya dalam posisi berdiri sambil berpegangan pada mobil saya selama 10 menit. Untung saja tidak ada orang atau mobil yang lewat disini. Setibanya di rumah saya langsung mengguyur tubuh saya yang bau sperma itu di bawah shower lalu tidur dengan perasaan puas. Sungguh pengalaman yang memuaskan, dan saya suka dengan seks liar seperti ini.
Previous
Next Post »