Jadi Budak Nafsu Bu Rini Guruku

Lpkiukiu.com ~ Sebentar lagi kenaikan ujian akhir semester, tapi sejauh ini nilai saya hancur semua. Sekolah saya termasuk sekolah favorit, dengan nilai seperti itu pasti saya tidak naik kelas. Ditengah kegalauan saya, seorang guru mendatangi saya yang sedang bingung. Ibu Rini namanya. Menurut saya Bu Rini adalah guru tercantik di SMA saya. Kulitnya putih, badannya langsing dan lumayan tinggi, dan yang paling menarik untuk saya adalah payudaranya yang tidak terlalu besar tapi tidak terlalu kecil, pas dengan tubuh indahnya.

“Dimas, kok nilaimu makin jelek? Bisa-bisa kamu tidak naik kelas nanti” kata Bu Rini.

Saya kaget mendengar perkataan Bu Rini.

“Eh, iya bu, gimana ya… Kalau saya minta bimbingan belajar sama Bu rini boleh tidak? Sebentar lagi kan mau ulangan, saya takut kalau tidak naik kelas” kata saya sekenanya, eh tapi Bu Rini malah mengiyakan.

“Kalau kamu mau boleh saja. Nanti sore jam 4 datang saja ke rumah saya” kata Bu Rini.

Sebenarnya saya sedikit bingung dengan Bu Rini yang mengiyakan permintaan saya, karena Bu Rini adalah guru BP (Bimbingan & Penyuluhan). Tapi ya sudah saya terima saja.

Sorenya saya pun pergi ke rumah Bu Rini, dan sampailah saya di rumahnya. Rumahnya terlihat cukup sepi, karena Bu Rini memang tinggal sendiri. Bu Rini adalah seorang janda, ia bercerai dengan suaminya beberapa tahun yang lalu. Bu Rini pun menyambut kedatangan saya dan mempersilahkan saya untuk masuk ke rumahnya. Dia hanya mengenakan kaos tanpa lengan yang ketat dan celana pendek, yang tentu saja memperlihatkan keseksian tubuhnya.

Saya pun belajar dengan ditemani oleh Bu Rini. Ditengah kegiatan belajar saya, pulpen saya jatuh. Saat saya hendak mengambilnya, ternyata Bu Rini sudah mendahului saya menunduk untuk mengambilkan pulpen saya yang jatuh. Karena posisi kami yang sama-sama menunduk, saya pun bisa melihat isi dalam kaosnya yang berbelahan dada rendah itu. Saya pun terbengong melihat pemandangan seperti itu. Tetapi Bu Rini sepertinya malah sengaja diam dengan posisi seperti itu, sampai saya malu sendiri dibuatnya.

“Maaf Bu…” kata saya, karena saya takut kalau ia marah.

“Gak pa-pa kok… Lihat aja kalau kamu suka. Apa mau lihat yang didalemnya juga?” kata Bu Rini sambil tersenyum menggoda.

Tiba-tiba dia langsung membuka kaos dan celana pendeknya sebelum saya sempat berkata apa-apa. Ternyata dia tidak pakai celana dalam dan BH. Saya hanya bisa melongo melihat Bu Rini yang sudah telanjang bulat. Adik saya yang berada dibalik celana tentu saja menjadi tegang melihat tubuh seksi Bu Rini yang tanpa tertutup sehelai benang pun. Saya jadi salah tingkah, dan jantung saya berdegup kencang tidak karuan.

“Malu saya Bu” kata saya.

“Gak usah malu, kan kamu sudah bukan anak kecil lagi” katanya sambil mendekat kearah saya.

Tanpa ragu tangannya langsung membelai penis saya yang sudah tegang.

“Pasti kamu belum pernah merasakan nikmatnya sentuhan wanita” bisiknya.

Kemudian ia mulai mencium pipi saya, lalu melumat bibir saya. Bu Rini menciumi saya dengan penuh nafsu. Lidahnya pun masuk kedalam mulut saya dan beradu dengan lidah saya dengan ganasnya. Lalu dia membuka pakaian saya sambil menciumi tubuh saya. Dia menciumi tubuh saya dari atas sampai bawah, kemudian behenti ketika sampai di selangkangan saya. Dibukanya risleting celana saya, kemudian celana saya dipelorotkan sampai terlepas, begitu pula dengan celana dalam saya.

Aku hanya diam saja menikmati perlakuan guru saya itu. Rupanya ia sudah tidak sabar, Bu rini langsung naik keatas saya yang duduk di sofanya. Dia memegang penis saya yang sudah tegang dan keras, kemudian diarahkan ke vaginanya. Dan masuklah batang saya ke lubang Bu Rini yang sudah basah dan licin itu.

“ughh… aaahh… uughhh…” desah Bu Rini sambil naik turun menggoyangkan pinggulnya.

Nikmat sekali rasanya! Baru kali ini saya merasakan kenikmatan yang membuat saya seperti terbang melayang. Sungguh kenikmatan yang luar biasa, saya benar-benar menikmati goyangan Bu Rini diatas saya.

Saya pun sampai ikut terbawa nafsu, hingga saya jadi lebih berani dan agresif. Saya memintanya untuk berganti posisi, lalu saya tidurkan guru saya yang cantik itu di sofa dan saya mengambil posisi diatasnya. Kini giliran saya yang menggenjot tubuh Bu Rini dengan penuh gairah.

“Ouuchhh… terus Dimas… aaahhhh…” erang Bu Rini.

Dia menggeliat dan terus mengerang keenakan, tiba-tiba tubuhnya menegang, dan…

“Oooohhhhh… aku mau keluar… aaahhhh…” teriak Bu Rini diikuti lenguhan panjang, lalu tubuhnya melemas.

Rupanya Bu Rini sudah mencapai klimaks. Karena saya belum selesai, Bu Rini lalu mengoral penis saya. Dia menciumi batang saya, menjilati dari ujung batang saya sampai bawah pelor saya hingga ke dekat anus. Aaahh, sungguh luar biasa sensasinya, nikmat sekali. Selanjutnya Bu Rini memasukkan penis saya ke mulutnya, lalu dia mengocok penis saya dengan mulut dan juga tangannya.

Setelah puas bermain dengan penis saya, Bu Rini Lalu menungging diatas sofa dan meminta saya menyetubuhinya dari belakang. Saya pun kemudian berdiri dan mengambil posisi dibelakang Bu Rini. Saya arahkan batang kejantanan saya masuk ke lubang vagina Bu Rini dari belakang. Ternyata nikmat sekali rasanya, bahkan lebih nikmat dari yang tadi.

Dengan posisi seperti ini, vagina Bu Rini jadi terasa lebih sempit dan nikmat. Pantatnya yang semok membuat saya tidak tahan untuk meremasnya. Sesekali Bu Rini menengok kebelakang, membuat saya jadi lebih bernafsu karena melihat wajah cantiknya itu, apalagi ditambah dengan rintihan dan desahannya, benar-benar membuat saya bergairah. Saya pun semakin cepat dan semakin ganas menggoyangkan pinggul saya dan menggenjot Bu Rini.

Sesaat kemudian Bu Rini mendapatkan orgasmenya yang kedua, ia mengerang dan menjerit tidak karuan. Saat itu juga saya juga merasakan sudah berada di puncak, penis saya berdenyut hebat. Saya pun mempercepat genjotan saya, dan akhirnya “crooootttt… crrooottt. Croooott…” saya mengejang dan menembakkan sperma saya didalam liang vagina Bu Rini. Saya sungguh merasakan kenikmatan yang luar biasa. Saking banyaknya sperma saya yang muncrat di vigina Bu Rini, saat saya tarik penis saya keluar, terlihat cairan itu menetes keluar hingga membasahi pahanya yang mulus.

Lemas sekali badan saya rasanya setelah bermain dengan guru saya itu. Tetapi rasanya sungguh nikmat sekali sampai membuat saya ketagihan. Bu Rini pun memuji kejantanan saya. Sejak saat itu, saya jadi sering belajar dengan Bu Rini di rumahnya. Bukan pelajaran sekolah, tapi pelajaran tentang sex.

Saya benar-benar belajar banyak dari Bu Rini, kami sudah mencoba berbagai gaya, doggy style, 69 dan lain-lain. Kami selalu melakukan itu di rumahnya, entah itu di ranjang, sofa, kamar mandi, bahkan di dapur.

Memang saya tetap tidak belajar pelajaran sekolah, tapi entah kenapa nilai saya cukup lumayan. Meskipun tidak ranking, tapi saya tetap naik kelas. Mungkin itu karena saya sudah “belajar” dengan Bu Rini, hehe.
Previous
Next Post »