Gairah Liar Gadis Berjilbab

Lpkiukiu.net ~ Seperti biasa, pagi ini saya duduk di dalam bis menuju ke kantor. Biasanya saya tidur saat berada di bis, tapi pagi ini berbeda. Ada hal yang membuat saya mengurungkan niat untuk tidur, itu karena di sebelah saya duduk seorang wanita berjilbab yang cukup cantik yang menggoda mata saya. Usianya 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih dengan tinggi sekitar 155 cm.

Saat saya perhatikan, wanita itu membuka tas di pangkuannya untuk mengambil HP-nya yang berdering. Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok ungu panjang ketat yang dipakainya. Saya lalu mencari akal untuk bagaimana caranya agar bisa ngobrol dengannya. Setelah dia selesai menelepon, tiba-tiba dari mulut saya pun meluncur sebuah ucapan,

"Waahhh... hobinya sama juga yah!".

Sejenak dia memandang saya bingung, mungkin dia berpikir orang ini sok akrab banget sih.

"Hobi apaan?" tanyanya.

"Itu nitip absen", sahut saya, dan dia tertawa kecil.

"Tau aja. Dasar tukang nguping", sahutnya.

Akhirnya obrolan bergulir. Selama percakapan saya tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia berkata,

"Kamu lucu juga yah… nggak kayak cowok yang lain."

"Maksud kamu?" tanya saya.

"Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor hp."

Setelah itu kami saling berkenalan. Wanita muda berjilbab itu bernama Widya. Obrolan terus berlanjut sampe dia turun, dan saya terus. Dua hari kemudian saya bertemu dia lagi. Cewek manis berjilbab itu menghampiri saya dan duduk disebelah saya kemudian bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena hari itu dia punya banyak cerita konyol. Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba-tiba dia berkata,

"Kamu pasti suka main cewek yah, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin."

Sumpah mati saya kaget sekali mendengar perkataanya. Sepertinya maksud saya untuk kencan ama dia udah ketauan. Akhirnya karena udah nanggung saya ceritain aja ke dia kalau saya sudah beristri dan punya anak. Eh rupanya dia biasa aja, justru saya yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu. Dan sekarang dia sudah bercerai. Nggak nyangka banget ternyata dia janda muda.

Selanjutnya sudah bisa ditebak, obrolan sudah lebih ringan arahnya. Saya pun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian untuk pulang bareng. Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda, sewarna dengan kemeja dan rok panjangnya.

Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel. Bahkan Widya tidak sungkan lagi mencubit saya setiap dia menahan tawa atau tidak tahan saya goda. Beberapa kali ketika dia mencubit saya tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya saya tumpangkan di paha saya dan saya elus-elus lengannya yang tertutup kemeja lengan panjangnya sambil terus ngobrol. Akhirnya dia sadar dan berbisik,

“Wahh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho.”

"Habis gemes liat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu." Sahut saya sambil nyengir.

"Dasar gila kamu," katanya sambil mencubit paha saya.

Serrrrrr... paha saya berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang. Saya lihat bangku di sekeliling saya sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang. Saya angkat tangan kirinya dan saya kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Ah, sudah ada lampu hijau pikirku.

Akhirnya saya teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya. Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyandarkan kepalanya ke samping pundak saya. Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kanan saya sudah berani mengusap payudaranya berukuran 36B itu dari luar kemeja merah mudanya. Terasa padat dan kenyal.

Lalu perlahan jemari saya membuka kancing kemejanya satu-persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras. Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam dan mulai mengelus-elus penis saya dari luar celana saya. Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik risleting saya dan terus merogoh dan meremas penis saya yang sudah tegang.

Tangan saya yang berada di dadanya ditarik dan diarahkan ke selangkangannya. Saya tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja. Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing- masing. Turun dari bis saya bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya.

Saya tau kami bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan saya sudah merencanakan untuk menyalurkan hasrat di daerah itu. Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kiri saya merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar kemeja merah muda lengan panjang yang dikenakannya. Dan ketika kami melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kanan saya meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu.

Dengan cepat pula cewek berjilbab itu menyambut bibir saya, menghisap dan menyedotnya. Tangannya langsung beraksi menurunkan risleting celana saya dan saya sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Saya tarik kasar cdnya, dan jari saya langsung menyelusup ke vaginanya, terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi. Di tengah deru nafasnya Widya mendesah dan berkata,

"Ayo mas... masukin aja... aku kepengen banget nih. Mmhhhhh..."

"Sebentar sayang", sahutku,

"Kita cari tempat yang aman." imbuhku.

Saya tarik dia melewati pagar pengaman tol, dan ditengah rimbun pohon saya senderkan dia. Setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang, lalu buru-buru saya lepas celana dalamnya kemudian saya angkat kaki kanannya. Sengaja celana dalamnya saya sangkutkan di pergelangan kakai kanan yang saya angkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan bernafsu saya buka celana saya dan megarahkan penis saya ke vaginanya tapi cukup sulit juga. Akhirnya dia menuntun penis saya memasuki vaginanya.

“Emmhhh...” kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung penis saya mulai penetrasi kedalam vaginanya.

Luar biasa, itulah sensasi yang saya rasakan ketika penis saya mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu. Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol saya memompa pantat saya dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penis saya. Widya menyambut dengan menggigit pundak saya setiap saya menghentak penis saya masuk kedalam vaginanya.

"Ooouchhhh... auhhhh... Masssss... oohhh..." desahnya.

Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hati saya ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar. Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk ber cinta di pinggir jalan tol tersebut.

"Gantian mas... aku capek" katanya.

Saya lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang saya singkap tadi agar tidak jatuh kebawah. Kemudian Widya mulai berjongkok mengarahkan vaginanya. Ketika penis saya kembali menyeruak diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa saya. Sambil memegang bahu saya, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar.

Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika saya membantu dengan menekan keatas pinggul saya sambil menarik pantatnya. Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan,

"Uuuchhhhh... ssshhh... ouhhhhh..."

Mata saya sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.

"Terus sayang... ayo terus", desahku.

Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami. Berdenyut dan ujung penis saya mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras lagi.

"Hegghhhhhh... hhhegghhhh... heghhh... terus mas... sodok... sodok terussss... mas... yachhh... disitu... terus... terussss... ooocchhhhhhh"

Dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab, Widya menekan dan menjepit keras penis saya sementara vaginanya terus berdenyut- denyut.

“Mass... mmhh... oouuccchh...” pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya.

Saya hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme. Ketika jepitannya mulai mengendur saya langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatan saya ke dalam vaginanya. Saya sodokan penis saya sambil menekan pinggulnya sementara kaki saya mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuh saya itu.

Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang... akhirnya tersenyum dan tertawa.

"Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta." akunya.

"Hehhe… sama dong" kata saya sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluan saya mulai mengendur di dalam vaginanya.

Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.
Previous
Next Post »