Penghuni Kamar Belakang

Lpkiukiu.net ~ Setelah anak-anak saya menikah, rumah saya menjadi kosong dan sepi karena tinggal saya dan suami saya saja yang menempati rumah ini. Suami saya memberi usulan agar kamar di ruang belakang disewa oleh seorang pekerjanya. Saya tidak menyangka ini akan memberi bencana kepada saya. Suatu pagi, Dani, penyewa kamar di rumah saya tidak keluar dari kamarnya untuk sarapan. Saya ketuk pintu untuk melihatnya karena saya pikir dia tidak sehat. Saya lihat dia masih meringkuk ditempat tidurnya, saya memegang dahinya dan saya tahu dia demam. Saya melihat dia setengah telanjang, dan hanya memakai celana dalam. Saya yang sudah berusia 40 tahun ini tidak punya pikiran macam-macam ketika tangan kirinya ditaruh dipaha saya. Saya pikir mungkin dia rindu dengan ibunya. Tangannya mulai mengelus paha saya kemudian naik ke perut saya dan terus kedada saya. Saya menepis tangannya dan melarangnya agar jangan berkelakuan tidak sopan pada saya.

Dia memperlihatkan celana dalamnya yang mencuat karena batangnya yang telah mengeras itu sambil menaruh telunjuk jarinya dibibir saya agar saya diam. Saya coba bangun untuk keluar dari kamarnya, tapi tanganya menarik rambut saya dengan agak kuat sehingga saya nyaris terjatuh. Kemudian dengan paksa muka saya ditundukkan ke selangkangannya lalu diarahkan batangnya ke mulut saya. Saya meronta tetapi didalam diam karena takut suami saya mendengar. Saya tak kuasa melawannya, batangnya menempel di bibir saya. Tekanan tangannya yang kuat tidak memberi peluang kepada saya untuk mengelak, ketika saya ingin bersuara batangnya berhasil masuk ke mulut saya. Dia diamkan sebentar lalu mulai mengerakkan kepala saya perlahan-lahan menjadikan batangnya keluar masuk di dalam mulut saya.

Karena terpaksa saya mulai mengulum batangnya, tekanan tangannya mula mengendur dan dia mulai mengelus-ngelus rambut saya sambil matanya terpejam. Saya sendiri mulai dilanda rasa nikmat. Tangannya dengan cepat menyusup masuk kedalam daster saya lalu jarinya terus ke celana dalam saya dan mulai mengosok-gosok bibir vagina saya. Saya coba menepis tangannya namun sia-sia saja karena dia begitu kuat. Saya tidak berani menjerit karena takut suami saya salah sangka, lalu saya terpaksa membiarkan jarinya bermain-main di vagina saya. Tiba-tiba jarinya dimasukkan kedalam liang vagina saya. Saya menepis tangannya dengan kuat dan berhasil melepaskan tangannya dari vagina saya lalu saya bangkit bangun dan belari kecil untuk keluar dari kamar itu.

Tapi usaha saya sia-sia saja karena dia berhasil memeluk tubuh saya dari belakang dan mendorong saya ke dindin. Pelukannya cukup kuat sehingga membuat saya tidak bisa bergerak. Daster saya disingkap keatas dan dengan cepat dia menarik celana dalam saya kebawah. Kakinya coba mengangkangkan kaki saya, dia menyapukan air ludahnya di bibir vagina saya, dan saat saya meronta-ronta untuk melepaskan diri tiba-tiba saya merasa ada suatu benda tumpul dan hangat coba menyeruak masuk ke dalam lubang vagina saya. Saya tahu itu adalah batangnya, dan belum sempat saya berbuat apa-apa, dia telah berhasil menghujamkan batangnya masuk kedalam vagina saya. Saya hampir menjerit ketika hujaman keras batangnya meyusup masuk hingga kedasar vagina saya. Saya tahu tidak ada gunanya lagi saya melawan karena dia telah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya.

Saya membiarkan dia mengocokkan batangnya ke dalam vagina saya, malah saya juga tidak melarang apabila tangannya masuk kedalam baju saya lalu kedalam bh saya. Dia meramas-remas buah dada saya yang agak mengendur karena umur saya sudah lanjut. Dalam keterpaksaan itu saya juga merasakan nikmat ketika batangnya bergerak-gerak didalam vagina saya karena sudah lama juga saya tidak bersetubuh dengan suami saya. Dengan nafas saya yang terengah-engah itu saya membisikkan padanya agar tidak mengeluarkan air maninya di dalam liang vagina saya. Kurang lebih 15 menit dia memasukkan batangnya kedalam vagina saya, dia menarik keluar batangnya lalu menarik saya kebawah. Saya berjongkok dan dia mengarahkan batangnya ke mulut saya lalu memaksa saya mengulumnya.

Tangannya memegang kepala saya dan mengerakkan kepala saya agak cepat sehingga saya hampir tersedak. Tiba-tiba tanganya menekan kepala saya dengan kuat membuat batangnya masuk lebih dalam dan saya merasa batangnya hampir ke kerongkongan saya. Saat itu juga saya merasakan semburan hangat air maninya manyembur kedalam kerongkongan saya dan membuat saya hampir tersedak lalu untuk mencegah agar tidak teredak saya cepat-cepat menelan air maninya yang begitu banyak itu. Akhirnya dia melepaskan tangannya dan saya sendiri terduduk ke lantai. Ketika saya bangkit dan mengenakan kembali celana dalam dan membetulkan bh saya yang sudah terangkat keatas, dia membisikkan terima kasih ke telinga saya. Saya tidak menjawab, lalu keluar dari kamarnya. Saya lihat suami saya masih asyik membaca koran. Dia tidak memandang saya yang saat itu berjalan agak terkangkang dan dia juga tidak melihat mulut saya yang masih ada sisa-sisa air mani Dani yang hampir kering.
Previous
Next Post »